Faktor Yang Berhubungan Dengan Pencegahan Penularan Infeksi Menular Seksual (IMS) Pada Wanita Pekerja Seks (WPS) Di Kota Jayapura

Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah infeksi yang terjadi setelah penyebaran bakteri, virus atau parasit melalui aktivitas seksual. Kejadian IMS paling banyak terjadi pada wanita pekerja seks (WPS) dimana jumlah IMS pada WPS mengalami peningkatan pada 3 tahun terakhir di Kota Jayapura, yaitu mengalami peningkatan sebesar 633 kasus tahun 2020 (1.549 kasus) ke tahun 2021 (2.182 kasus) kemudian naik lagi menjadi 202 kasus dari laporan tahun 2021 ke tahun 2022 (2.402), penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan Pengetahuan, Usia pertama menjadi WPS, Lama bekerja, jumlah pelanggan dan Dukungan teman, dengan upaya pencegahan IMS pada WPS di Kota Jayapura.
Penelitian ini berdesain cross sectional yang dilakukan selama lebih kurang 1 bulan terhitung tanggal 6 – 14 oktober 2023, diwilayah kerja pusat kesehatan repsoduksi (PKR) dengan populasi adalah: seluruh WPS sejumlah 212 orang dan sampel sekitar 167 orang, dimana sampel penelitian diambil menggunakan teknik accidental sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner penelitian. data analisis menggunakan Univariat dan Bivariat (Chi-square) dan pengolahan data menggunakan IBM SPSS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan tentang IMS (p value= 0.001 dan PR= 3,22), usia pertama menjadi WPS (p value= 0,001 dan RP= 0,33), persepsi WPS tentang upaya pencegahan (p value= 0,004 dan RP= 3,23), dan dukungan teman (p value= 0,004, RP= 3,23) memiliki hubungan dengan upaya pencegahan IMS sedangkan variabel jumlah pelanggan (p value= 0,095 dan RP= 2,46) dan lama bekerja (p value= 0,769 dan RP= 0,65) tidak memiliki upaya pencegahan IMS.
Penelitian ini menyimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan WPS tentang IMS, Usia pertama menjadi WPS, persepsi WPS, dan dukungan teman dengan upaya pencegahan IMS terdapat hubungan yang signifikan, sedangkan yang jumlah pelanggan dan lama bekerja tidak terdapat hubungan yang signifikan.